Wednesday, December 3, 2008

Membangun Jalan Kebahagiaan

Author's note: An article made for homework. Written in my third year of JHS. If I'm not mistaken, it was published in school magazine. We were also supposed to deliver a speech of it (I still have the speech version as well) in front of the class. A few friends told me that they thought some of my points were right and they didn't realize them before. I found this very ironic later because I was like teaching people about something I couldn't find. Enjoy.

Apakah Anda ingin hidup bahagia? Saya rasa semua orang menginginkannya. Kehidupan yang bahagia tentunya menjadi dambaan setiap orang. Menurut pendapat saya, penting bagi semua orang untuk mengetahui dan menyadari bagaimana cara untuk membuat hidupnya lebih bahagia. Maka, saya akan membahas tentang kebahagiaan, cara-cara untuk hidup bahagia, dan cara untuk melaksanakan cara-cara tersebut.

Perlu kita ketahui bahwa kebahagiaan adalah keadaan emosi yang dicirikan dengan perasaan kenikmatan dan kepuasan. Aristoteles pernah menyatakan bahwa kebahagiaan adalah satu-satunya hal yang manusia inginkan untuk dirinya sendiri. Ia menyelidiki bahwa manusia menginginkan kekayaan bukan untuk menjadi kaya, tetapi untuk bahagia. Orang-orang yang menginginkan ketenaran bukan ingin menjadi terkenal, tetapi karena mereka percaya ketenaran akan membawa kebahagiaan. Aristoteles menyatakan bahwa manusia menginginkan semua hal lainnya; kekuasaan, cinta, kehormatan, dll; untuk kebahagiaan.
Perlu diingat bahwa mendapat kebahagiaan tidaklah instan. Memerlukan waktu lama untuk mencapainya, bahkan seumur hidup. Prosesnya pun tidaklah mudah. Saat kita berhenti melakukannya, kita mungkin tidak akan bahagia lagi.
Sekarang saya akan menjelaskan cara-cara untuk hidup bahagia:

1. Mengenali Diri Kita Sendiri

Segala sesuatu yang baik dimulai dari diri kita sendiri. Maka, langkah pertama untuk membangun jalan kebahagiaan adalah mengenali diri kita sendiri. Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Bagaimana mungkin kita bisa bahagia apabila kita tidak mengenali dan menyayangi diri kita sendiri? Bagaimana kita bisa merasa percaya diri dengan diri kita sendiri?
Mengenali diri Anda sendiri tidaklah cukup dengan hanya mengetahui nama lengkap Anda, tempat dan tanggal lahir Anda, atau berapa kali Anda mandi dalam sehari. Mengenali diri sendiri yang sesungguhnya adalah mengetahui kemampuan, jati diri, dan kebutuhan Anda. Mengetahui kemampuan Anda tidaklah begitu sulit. Jati diri Anda akan segera ditemukan. Namun seringkali kita sulit menyinkronkan mereka dengan apa yang kita butuhkan. Mengapa? Karena kita seringkali sulit mengetahui apa yang benar-benar kita butuhkan.

Orang yang saat diberi tiga permintaan meminta jas rancangan Giorgio Armani, mobil Ferrari merah, dan tiga permintaan lagi adalah orang tidak tahu apa-apa mengenai kebahagiaan. Namun orang yang meminta kesabaran, kebijaksanaan, atau kesabaran adalah orang yang benar-benar mengetahui apa yang ia butuhkan dan pantas untuk bahagia. Itu hanya contoh. Tujuan utama dari mengenali diri sendiri adalah mengetahui apa yang benar-benar Anda butuhkan untuk membuat Anda bahagia, tanpa melewati batas kemampuan Anda dan sesuai jati diri Anda. Perlu pula dilakukan introspeksi diri sesering mungkin untuk memperbaiki kekurangan Anda. Yang penting, kita harus menerima diri kita apa adanya, tanpa syarat. Yang akan membangun rasa percaya diri.

2. Berpikir Positif

Kita sering mendengar nasihat ini dan merasa sudah melakukannya. Tetapi apakah Anda yakin benar-benar melakukannya? Saya pun tidak akan berpanjang lebar mengenai hal ini. Tetapi saya ingatkan untuk berpikir positif dalam setiap hal yang Anda alami dan Anda lakukan karena peranan pikiran sangatlah penting.

Sesungguhnya kunci dari kebahagiaan adalah pikiran kita sendiri, walaupun tindakan juga tak kalah penting. Orang gila yang tanpa uang, pakaian, makanan, bisa melompat-lompat bahagia di jalanan sana. Mengapa? Karena ia tidak memikirkan masalah-masalahnya. Mengapa kita tidak melakukan hal yang sama? Saya tidak menganjurkan Anda untuk menjadi gila, walaupun dari tadi saya melontarkan pertanyaan dan menjawabnya sendiri seperti orang gila. Tetapi kita dapat mencoba untuk tidak terlalu memikirkan hal-hal sepele yang membuat kehidupan Anda menjadi tidak bahagia.

3. Berhenti Memberi “Label”

Langkah ketiga untuk menjadi bahagia adalah berhenti memberi “label” dalam hidup Anda (Ellis, A. 2005. Meretas Jalan Kebahagiaan. Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi). Hidup Anda bukan buku tulis atau ikan sarden kalengan. Memberi label seperti “Hari ini aku sial sekali” atau “Aku lebih bodoh dibandingkan dia” tidak akan ada gunanya. Apakah hari itu Anda sebegitu sialnya? Paling tidak Anda cukup beruntung masih hidup untuk memikirkan itu. Apakah Anda benar-benar lebih bodoh darinya dalam segala hal? Mungkin Anda lebih pintar darinya dalam bidang lain. Misalnya menyanyi, olahraga, atau menari, mungkin? Jadi lepaskan bebagai macam label dan keluhan itu dari kehidupan Anda dan jangan pernah membuatnya lagi. Itu hanya dapat membuat Anda putus asa dan kehilangan rasa percaya diri.

4. Memikirkan Kemungkinan Terburuk

Memikirkan kemungkinan terburuk? Ya, benar. Tentu saja ini bukan berarti Anda harus berpikir negatif. Tetapi sudah seharusnya kita sadar bahwa hidup ini tidak selalu berjalan selancar yang kita inginkan. Misalnya hari ini akan ada ulangan. Kita harus memikirkan bahwa mungkin saja kita kurang siap menghadapi soal-soal ulangan tersebut dan mendapat nilai yang kurang baik sehingga andaikan hal itu terjadi, kita siap menerimanya.

Bukan hal yang mustahil bila memikirkan kemungkinan terburuk membuat Anda menjadi berpikiran negatif. Hal ini dapat diatasi dengan cara berpikiran positif. Misalnya, “Mungkin saja saya kurang siap. Tetapi soal ulangannya belum tentu sesulit itu. Lagipula kalau soal itu sulit bagi saya, mungkin yang lain mengalami hal yang sama. Jadi, kalau saya mendapat nilai yang kurang baik, mungkin banyak juga teman-teman yang senasib seperjuangan.” Dengan begitu, Anda dapat tetap optimis sekaligus siap menghadapi kemungkinan terburuk.

5. Mengungkapkan Perasaan Kita

Biasanya orang akan merasa lebih baik setelah mengungkapkan perasaannya. Hal itu bisa dilakukan dengan menulis buku harian Anda, blog, atau jurnal pribadi. Cara lain adalah dengan menceritakannya kepada orang terdekat yang bisa dipercaya. Beberapa orang melakukannya dengan cara berolahraga dan bermain musik. Niscaya cara-cara tersebut dapat menenangkan hati Anda, menguatkan jiwa Anda, dan membantu Anda menyelesaikan masalah-masalah Anda.

6. Membahagiakan Orang Lain

Orang lain berperan banyak dalam kehidupan kita termasuk dalam membuat kita bahagia. Orang tua, guru-guru, sahabat kita, maupun orang yang tidak kita kenal mungkin sangat sering membantu kita di saat kita dalam kesulitan. Membantu saat kita belum membuat PR, belum belajar untuk ulangan, atau belum membayar hutang. Bagaimana mungkin kita bisa bersenang-senang di atas penderitaan mereka? Bahagiakanlah mereka. Tersenyumlah pada mereka. Ukirkan dalam hati Anda bahwa kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan kita, dan kebahagiaan kita jugalah yang menjadi kebahagiaan mereka. Bahkan psikolog Universitas Pennsylvania, Martin E. P. Seligman (USA Today, Psychologists now know what makes people happy), pun menyatakan bahwa orang yang lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman-teman mereka lebih bahagia daripada orang yang lebih banyak menghabiskan waktu sendirian. Berbagi kebahagiaan dengan orang lain, terutama yang membutuhkan juga dapat membahagiakan diri kita.

7. Berdoa

Langkah terakhir namun tak kalah pentingnya dalam membangun jalan kebahagiaan adalah dengan berdoa. Sebagai orang beriman, selain memanjatkan syukur di awal pidato, sudah sepatutnya kita berdoa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selama ini telah membimbing dan menyayangi kita. Mudah-mudahan, bila kita terus berdoa, berusaha, dan mendekatkan diri pada-Nya, Tuhan akan membantu kita untuk membangun jalan kebahagiaan.


Langkah-langkah seperti yang saya uraikan tadi mungkin bukan pertama kalinya Anda temukan. Mungkin sudah sering Anda temukan langkah-langkah serupa di buku, majalah, atau internet. Namun seringkali masih ditemukan kendala. “Mudah dikatakan, tapi sulit dilakukan”. Itulah masalah yang umum terjadi. Karena itu, dalam kesempatan ini, saya akan menjelaskan cara-cara pelaksanaan untuk membangun jalan kebahagiaan:

1. Membuat Komitmen pada Diri Sendiri

Kita harus selalu berusaha membuat komitmen pada diri sendiri. Percaya dirilah. Saat Anda bangun tidur di pagi hari, atau siang, katakan pada diri Anda bahwa Anda pantas untuk bahagia. Bawalah komitmen itu dalam setiap hal yang Anda lakukan. Jangan biarkan diri Anda dikuasai oleh masalah dan menjadi stres. Coba dengarkan musik yang membuat Anda lebih bersemangat atau membaca cerita atau film yang memotivasi untuk memperkuat komitmen Anda.

2. Berani Gagal dalam Mencapai Kebahagiaan

Kita harus selalu siap dan berani gagal dalam mencapai kebahagiaan. Acara Elvis Presley pernah dibatalkan karena penjualan tiket yang sangat minim sebelum menjadi penyanyi legendaris. Stephen King pernah ditolak berkali-kali, menjadi buruh, dan menjadi penjaga pom bensin sebelum menjadi penulis thriller terkemuka. Mungkin Anda bertanya-tanya, “Apalah hubungan saya dengan Elvis Presley dan Stephen King?”. Anda memang bukan keponakan Elvis Presley atau Stephen King, tetapi Anda juga tidak boleh terpuruk dalam kegagalan. Orang yang sukses adalah orang yang bisa mengambil keuntungan dari sebuah kegagalan. Kalau kita gagal berpikir positif pada teman kita yang sedang berbisik-bisik tidak karuan, cari tahu penyebabnya dan atasi dengan segera.

3. Tidak Putus Asa

Ya, pastinya kita juga tidak boleh putus asa. Memang pasti ada saat-saat dimana kita merasa bahwa semua usaha kita sia-sia. Terkadang ketika usaha kita mulai membuahkan hasil, kita jatuh kembali ke dasar. Itu bukan karena tangan Anda licin. Hal itu wajar terjadi. Jangan sampai kita malah memberi label diri kita sebagai orang gagal. Bangkitlah! Mulailah dari awal! Yakinlah bahwa Anda bisa dan berhak mendapat kebahagiaan!


Kebahagiaan dapat menjadi milik semua orang, termasuk Anda. Cara-cara ini juga bukan merupakan suatu pakem yang wajib Anda laksanakan. Anda dapat menambahkan atau mengubahnya sendiri disesuaikan dengan pribadi masing-masing. Saya harapkan artikel ini dapat bermanfaat bagi Anda atau paling tidak dapat membuka pandangan Anda tentang kebahagiaan yang sesungguhnya. Semoga Anda berbahagia.

Referensi:
Ellis, A. 2005. Meretas Jalan Kebahagiaan. Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi.
Lim, Billy P.S. 2004. Berani Gagal – Komik Inspirasi Seri 2. PT. Pustaka Delapratasa.
Youngs, Jennifer L. And Bettie B., Ph.D. 2001. Taste Berries for Teens. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama anggota IKAPI
http://en.wikipedia.org/wiki/Happiness
http://www.usatoday.com/news/health/2002-12-08-happy-main_x.htm
http://www.wikihow.com/Be-Happy
http://www.wikihow.com/Live-Happily

2 comments:

  1. aku paling setuju am cara nomer satu am nomer dua, karena semua hal berawal dair diri sendiir, yang entah itu pikiran ataupun perilaku. dengan mengenali diri sendiri, otomatis kita bisa mengenali karakteristik kita dan nantinya bisa menanggulangi segala amcam pikiran buruk. loh kok.. jadi panjang wkwkkw

    btw fred, in blog dipasangin shoutbox dunk, kan enak klo mampir, hehe

    salam kenal.
    eh saya anak pulpen in :)

    ReplyDelete
  2. Salam kenal juga. Makasih komennya. Emang tadinya disusun supaya nomor2 awal itu yang perlu dilakukan terlebih dahulu, sebenernya sih semuanya harus dari diri sendiri (secara ini self-help), tapi nomor 1 itu penting.

    ReplyDelete